Tertular HIV Dari Nanas

Siang ini saya baru saja di BBM-in sama temen saya. Pesannya cukup panjang lebar. Menceritakan tentang seorang anak kecil di Malaysia yang terinfeksi HIV dari seorang pedagang penjual nanas. Lho kok bisa? Ceritanya begini. Dua minggu yang lalu si anak kecil ini membeli nanas yang telah dikupas. Rupanya si penjual adalah seorang yang telah terinfeksi HIV. Pada saat si pedagang mengupas nanas, tersayatlah tangannya. Kemudian tanpa disadari darah bekas sayatan tadi masuk ke sela-sela nanas kemudian nanasnya dibeli dan dimakan oleh si anak kecil itu. Dua minggu kemudian anak tersebut menjadi sakit, setelah diperiksa ternyata dia HIV positif. Padahal setelah diperiksa, kedua orang tuanya maupun saudara-saudaranya tidak ada yang terinfeksi HIV. Kesimpulan dari BBM tersebut adalah : hati-hati kalau membeli buah yang sudah dikupas, nanti bisa ketularan HIV.

Ada beberapa aspek cerita tersebut yang salah kaprah mengenai HIV.

Pertama, untuk bisa menularkan HIV ada prinsip ESSE (exit, sustain, sufficient dan enter). Exit artinya ada jalan keluar, sustain artinya virus HIV nya bisa bertahan hidup di dunia luar, sufficient artinya jumlah virus nya cukup banyak untuk menginfeksi, enter berarti ada pintu masuk entah itu berupa luka atau peradangan. Dalam kasus si anak dari Malaysia tadi ada faktor exit, yaitu ketika tangan si penjual nanas tersayat dan darah masuk ke ke nanas. Tapi faktor sustain tidak terpenuhi, karena begitu darah keluar dari tubuh seseorang potensi virus untuk bisa bertahan hidup menjadi sangat kecil, apalagi pada nanas dengan keasaman yang tinggi. Faktor sufficient mungkin ada. Yang terakhir adalah faktor enter yang mungkin tidak ada. Benar bahwa nanas masuk ke dalam tubuh dan dimakan, tapi apakah ada luka atau peradangan di dalam usus ? Rasanya tidak.

Kedua, ketika seseorang pertama terinfeksi HIV maka tidak serta merta hasil tes darahnya positif. Butuh waktu sekitar 3 bulan untuk menunjukkan hasil tes darah yang positif. Periode antara awal terinfeksi dengan hasil tes yang positif disebut dengan periode jendela (window period). Hal ini terjadi karena tes HIV yang beredar saat ini adalah tes untuk memeriksa antibody HIV dalam tubuh kita, bukan mencari antigen. Sedangkan untuk HIV, antibody baru akan terbentuk tiga bulan setelah teriinfeksi. Namun dalam masa window period tersebut orang yang terinfeksi sudah bisa menularkan HIV ke orang lain walaupun hasil tes menunjukkan bahwa dirinya negatif. Pada kasus anak Malaysia tersebut rasanya tidak mungkin baru terinfeksi 2 minggu kemudian menunjukkan hasil pemeriksaan yang positif.

Cerita teman saya di BBM tadi adalah benar-benar hoax. Banyak sekali cerita seperti ini yang beredar. Ujung-ujungnya kembali melakukan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA (orang dengan HIV dan AIDS). Mungkin pernah dengar sekitar dua atau tiga tahun yang lalu ada hoax mengenai jarum yang sengaja dipasang di bioskop-bioskop oleh komunitas HIV. Begitu tertusuk kemudian ada tulisan “Selamat anda sudah bergabung dengan komunitas kami”. Itu benar-benar hoax!! Alasannya lihat kembali prinsip ESSE di atas. Namun hoax tersebut sudah cukup meresahkan warga. Terbukti bahwa pada saat itu hampir setiap membawakan sesi HIV pada masyarakat umum saya selalu ditanyakan tentang isu kesengajaan penusukan jarum yang terinfeksi HIV tersebut.

Kesimpulannya : jangan langsung percaya begitu saja dengan hoax yang saat ini banyak beredar di masyarakat.

Apakah Anda menyukai artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid

2 thoughts on “Tertular HIV Dari Nanas

  1. Wah…analisisnya sama persis yang saya sebarkan di kantor waktu menerima email tersebut.

    Bener-bener menjelekkan tukang buah yang jualan nanas…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *