Jatuh Cinta Itu Menyehatkan

Penyair, novelis dan penulis lagu telah banyak menjelaskan tentang cinta dalam berbagai frasa. Tapi secara biologi, cinta adalah segala sesuatu tentang reaksi kimia. Meskipun fisiologi reaksi kimia dari cinta dan romantisme belum diteliti secara ekstensif, para ilmuwan dapat melacak gejala ketertarikan yang mendalam dari sumber-sumber logis yang telah ditemukan. Bagian dari keseluruhan proses jatuh cinta sangat terkait dengan gejolak fisiologis. Mulanya jatuh cinta akan diawali dengan jantung berdebar-debar serta, keringat dingin. Bila Anda melihat orang yang Anda kasihi dan kemudian jantung Anda mulai berpacu kencang hal itu disebabkan karena adanya adrenalin yang sedang bekerja. Cara kerjanya adalah seperti ini; otak mengirimkan sinyal ke kelenjar adrenal, yang mengeluarkan hormon seperti adrenalin, epinefrin dan norepinefrin. Hormon-hormon tersebut kemudian mengalir melalui pembuluh darah sehingga akan menyebabkan jantung berdebar lebih cepat dan lebih kuat.

Responnya mirip dengan detak jantung yang bekerja cepat ketika kita sedang melakukan latihan di treadmill. Untuk orang dengan masalah jantung yang serius, cinta benar-benar bisa berbahaya. Itu karena saat detak jantung meningkat, jantung menggunakan lebih banyak oksigen yang dapat berisiko bagi orang yang lebih tua, orang dengan gangguan penyumbatan pembuluh darah atau yang telah mengalami serangan jantung sebelumnya. Tetapi untungnya telah ada obat-obatan seperti beta blockers yang dapat membantu membatasi respon adrenalin tersebut.
Pada saat bersamaan, norepinefrin (sebuah hormon stres) akan membuat Anda mengalami lemah yang di rasakan lutut, membuat Anda tidak mampu berdiri tegak saat berpapasan dengan orang yang Anda cintai.
Ada sebuah tim peneliti yang telah melakukan pencitraan terhadap otak orang-orang yang sedang jatuh cinta dan menemukan aktivitas di daerah otak yang menghasilkan neurotransmiter dopamin dalam jumlah besar. Dopamin tersebut mencoba memberi tahu Anda bahwa Anda harus lebih memberikan fokus perhatian, hasrat, euforia, energi dan motivasi dalam jatuh cinta.
Hormon lain yang terlibat adalah serotonin. Beberapa data dari penelitian di Italia menunjukkan bahwa penurunan kadar serotonin dikaitkan dengan pemikiran-pemikiran obsesif.
Hormon stres kortisol juga telah terbukti mempunyai implikasi untuk cinta. Sebuah penelitian mencoba menggambarkan peran hormon tersebut dengan cara meminta kembali menggambarkan atau menghidupkan kenangan saat jatuh cinta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang mampu mengingat saat-saat jatuh cinta akan mengalami peningkatan kadar hormon-hormon stres seperti kortisol. Bahkan kadarnya masih tetap tinggi 30 menit setelah mereka diminta untuk berpikir tentang hal itu.

Secara umum, terdapat tiga sistem otak yang terlibat dalam cinta dan romantisme, yaitu gairah seks, cinta dan keterikatan. Dorongan seksual akan berevolusi untuk membuat Anda mencari banyak mitra, sedangkan cinta dan perkawinan adalah cara untuk memfokuskan energi pada satu orang tertentu pada satu waktu, dan keterikatan adalah cara bagi Anda untuk dapat mentolerir pasangan.
Sistem ini sering berhubungan satu sama lain, tapi dapat beroperasi secara terpisah. Artinya Anda dapat memulai dengan salah satu dari ketiganya untuk kemudian akan mengaktifkan dua sistem yang lain.
Sebagai contoh, apa yang mungkin anda alami dengan cinta pada pandangan pertama mulanya hanya akan melibatkan hormon oksitosin dan vasopresin. Setelah itu Anda mungkin merasa jatuh cinta yang sangat mendalam setelah oksitosin mengaktifkan sistem lainnya.

Hormon-hormon cinta tersebut masih dapat ditemui dalam jumlah tinggi pada orang-orang yang mengatakan mereka saling mencintai setelah 20 tahun perkawinan. Ini merupakan tanggung jawab dari sebuah area di otak yang memproduksi dopamin dan kemudian mengaktifkan hormon lainnya.

Cinta juga memiliki manfaat kesehatan bagi orang-orang yang telah berusia lanjut dan berada di luar tahun-tahun reproduksi mereka. Jatuh cinta membuat orang-orang yang sudah lanjut usia ini menjadi merasa optimis, energik, fokus dan termotivasi, yang semuanya positif untuk kesehatan dan kontribusi masyarakat.
Romantisme dan aktifitas seksual juga baik untuk Anda. Penelitian lain menunjukkan bahwa orang yang rutin berhubungan seks pada umumnya lebih sehat, dengan usia yang lebih panjang, lebih sedikit resiko gangguan pembuluh darah dan jantung koroner serta akan menurunkan tekanan darah.

Orang-orang yang baru jatuh cinta akan memberikan respon yang baik dan kemungkinan pulih dari stres dan infeksi lebih cepat daripada mereka yang baru saja di putus hubungan atau telah berada dalam periode waktu yang lama untuk tidak memiliki hubungan dengan orang lain.

Maka,…. Jatuh Cintalah. Karena jatuh cinta itu indah dan menyehatkan.

Apakah Anda menyukai artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid

One thought on “Jatuh Cinta Itu Menyehatkan

  1. hmmm…memang menyenangkan jatuh cinta….setelah usia perkawinan saya memasuki 5 thn, saya rindu untuk merasakan jatuh cinta baik yang meliputi pertama kali naksir sampai berdebar2nya. Maaf saya seorang ibu rumah tangga usia 27th dan saya memiliki seoarang anak perempuan, suatu hari saya pergi ke dokter untuk memeriksakan benjolan kecil yang ada di payudara saya, alangkah kaget dan nervousnya ternyata dokter yang menangani saya laki2, saya malu….karena dia meng observasi seluruh payudara saya, semenjak itu saya merasa ada yang aneh pada diri saya terhadap dokter tersebut…saya merasa berdebar2 jantung saya kalau teringat dia dan saya tahu pasti kl saya sedang merasakan jatuh cinta dgn dokter itu, maaf tindakan saya pasti salah. Apakah ini hal yang wajar terjadi? Atau hanya saya saja yang pernah merasakannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *