Mission Type Order

Dalam pola-pola directing ada yang disebut dengan Mission Type Order. Artinya dalam pola tadi si pemimpin biasanya akan memberikan arahan yang berorientasi kepada hasil. Saya sebagai bawahan sebenarnya lebih senang dengan pola directing seperti ini. Hal ini juga akan memudahkan pimpinan dalam mendelegasikan wewenang. Seharusnya memang pimpinan tidak terlalu memperhatikan detail. Pimpinan cukup memberikan delegasi, dan silakan anak buah menterjemahkan delegasi tersebut. Kalau ada yang tidak jelas, anak buah bisa bertanya kepada pimpinan. Anak buah bisa mengkonsultasikan rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan mission type order dari pemimpin.

Contoh dari  yang paling sering dilakukan adalah pada eranya Presiden Soeharto. Saya bukan penggemar Soeharto. Namun pola komunikasi kepemimpinannya paling efektif diantara presiden yang lain. Salah satu contohnya adalah bagaimana waktu itu Soeharto memerintahkan kepada anak buahnya agar menjegal terpilihnya Megawati menjadi pimpinan PDI. Pada kesempatan yang lain memberikan perintah agar menjegal Naro untuk menjadi pemimpin PPP.

Sebelum penyerbuan 27 Juli yang menyebabkan banyak korban berjatuhan, diadakan rapat di rumah Soeharto di Cendana. Tujuan rapat tersebut adalah membahas mengenai ramainya demo-demo yang terjadi di Jalan Diponegoro. Soeharto khawatir aksi-aksi tersebut bisa mengganggu stabilitas polhukam, sebuah istilah yang akrab didengar di era orde baru. Soeharto memerintahkan kepada Sutiyoso untuk menjegal Megawati (Cipta Lesmana, 2009). Pola komunikasi Soeharto yang sangat high context membuat anak buahnya tidak ada yang berani menanyakan secara jelas arti arahan tersebut. Pokoknya mission type order-nya adalah “Jegal Megawati,….” Rupanya upaya tersebut diartikan dengan penyerbuan pada pagi hari yang dilakukan oleh orang-orang berbadan tegap dan berambut cepak.  Namun upaya ini justru mengokohkan kedudukan Megawati. Dalam kasus ini mission type order diterjemahkan secara salah dan implementasinya juga kurang tepat.

Dalam kasus penjegalan Naro agar tidak menjadi ketua umum PPP, Soeharto memberikan perintah yang kurang lebih sama kepada Rudini yang waktu itu menjabat Mendagri. Perintah ini juga mission type order. Pokoknya “Jegal Naro,…” Rudini kemudian melakukan penggembosan secara diam-diam di cabang-cabang PPP di daerah. Hal ini pada akhirnya diakui oleh Rudini (Cipta Lesmana, 2009). Dengan melalui kepanjangan tangan Depdagri yang ada di daerah, Rudini mencoba m

empengaruhi proses pemilihan ketum PPP. Akhirnya secara demokratis Naro kalah suara dibandingkan dengan Ismail Hasan Meutareum. Mission type order kepada Rudini diterjemahkan secara demokratis dan tidak menggunakan pola-pola kekerasan walaupun Rudini juga seorang Jenderal Militer.

Ada sisi kelebihan dan kelemahan pada mission type order. Kelebihannya adalah pimpinan bisa mendelegasikan perintah dengan efektif dan mempunyai kesempatan untuk melakukan tugas lain dengan efisien. Pola ini mengharuskan adanya hubungan komunikasi yang baik antara pimpinan dan anak buah. Jika tidak maka bisa terjadi kesalahan menterjemahkan perintah yang diembankan. Kekurangannya adalah bahwa pola komunikasi ini membutuhkan anak buah yang kreatif dan mampu bekerja secara efektif.

Saya cenderung memilih mission type order karena bisa lebih jauh meng-explore kemampuan anak buah. Memberikan kesempatan berpikir cerdas dan agar anak buah mampu mengembangkan kreatifitasnya.

Apakah Anda jenis orang yang menyukai mission type order seperti saya ?

Apakah Anda menyukai artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *