Immunomodulator

Immunomodulator adalah sebuah bahan alamiah atau sintetis yang akan membantu tubuh kita dalam meregulasi atau menormalisasi sistem kekebalan tubuh. Immunomodulator membantu memperbaiki sistem kekebalan tubuh atau menenangkan sistem kekebalan yang over aktif. Namun immonomodulator tidak meningkatkan sistem kekebalan seperti yang dilakukan oleh immunostimulant (seperti contohnya Echinacea). Immunomodulator direkomendasikan untuk orang-orang dengan penyakit autoimun dan secara luas digunakan pada penyakit-penyakit kronik untuk mengembalikan sistem kekebalan dalam rangka membantu orang-orang yang mengkonsumsi antibiotik atau terapi anti virus jangka panjang (termasuk terapi antiretroviral untuk pengobatan HIV). Immunomodulator bekerja dengan cara menstimulasi sistem pertahanan natural atau adaptif, seperti contohnya mengaktifkan sitokin yang secara alamiah akan membantu tubuh dalam memperbaiki sistem kekebalan tubuh.

Golongan sterol dan sterolin yang berasal dari tumbuh-tumbuhan adalah immunomodulator yang sangat baik. Jenis ini bisa dengan mudah didapatkan dalam segala macam buah-buahan dan sayuran segar. Namun kandungannya akan hilang setelah dimasak. Ada beberapa nama obat atau produk (seperti Moducare) yang sangat kaya dengan sterol dan sterolin. Immunomodulator alamiah lainnya termasuk ginseng, chamomile tea, minuman lemon atau zaitun, ekstrak jamur resihi dan esktrak daun zaitun. Berbagai obat yang mengandung immunomodulator jenis ini antara lain Biobran, AHCC, Noxylane-4 dan MGN 3.

Sejenis sintetis capsaicin-anandamide hybrid arvanil terbukti telah menurunkan gejala-gejala autoimmune encephalomyelitis pada tikus percobaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa arvanil dan komponen yang berhubungan dengannya kemungkinan akan dapat dipergunakan dalam pengobatan multiple sklerosis.

Pengobatan dengan immunomodulator sintetis, seperti azathioprine, 6-mercaptopurine, methotrexate, and mycophenolate mofetil, akan bekerja dengan cara mensupresi sistem imun dan menurunkan inflamasi di saluranpencernaan pada orang-orang dengan inflammatory bowel disease, ulcerative colitis, dan Crohn’s disease. Tacrolimus juga dapat digunakan pada Crohn’s disease pada saat penyakit tersebut sudah tidak efektif lagi terhadap pemberian kortikosteroid. Pada anak-anak, immunomodulator lebih jarang menimbulkan gagal pertumbuhan (jika dibandingkan dengan pemberian kortikosteroid)

Immunomodulator topikal seperti Tacrolimus dan Pimeocrolimus terbukti efektif digunakan pada pasien dengan eczema, vitiligo dan nickel allergy. Immunomodulator topikal ini dapat ditoleransi dengan baik pada bayi dan anak-anak.

Efek samping pemberian immunomodulator termasuk diantaranya adalah mual, muntah, diare, radang perut, ruam, malaise dan peradangan hati. Immunomodulator alamiah kurang poten jika dibandingkan dengan immunomodulator sintetis. Namun immunomodulator sintetis lebih sering menyebabkan efek samping.

Sumber :

  • Biobran Info, Information and Research Site, www.biobran.org/comparison/immunomodulators.html
  • Malfitano AM, Matarese G, Pisanti S, Arvanil inhibits T lymphocyte activation and ameliorates autoimmune encephalomyelitis, J Neuroimmunol 2006 Feb;171(1-2).
  • Immunomodulators for inflammatory bowel disease, A-Z health Guide from WebMD
Apakah Anda menyukai artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid