Apakah Hujan Abu Vulkanik Berbahaya?

Beriringan dengan meletusnya Gunung Merapi, saat ini di Yogyakarta dan Magelang serta kota-kota yang berada di sekitar lereng Merapi mendapatkan dampak dari letusan berupa debu vulkanik. Untuk daerah yang terlalu dekat bahkan sampai menimbulkan hujan kerikil. Ada beberapa korban yang meninggal dikarenakan menghirup debu vulkanik. Ada juga beberapa warga yang mengeluhkan iritasi pada kulit dan rambut yang menjadi kusam. Bagaimana penanganan hujan debu pada aktifitas sehari-hari? Apakah debu vulkanik akan membahayakan bagi kesehatan? Sejauh mana dampak yang yang dapat menimbulkan kegawatdaruratan? Berikut ini akan coba dibahas mengenai debu vulkanik dan cara penanganannya.

Debu vulkanik terbentuk selama letusan gunung berapi. Debu vulkanik tersusun dari fragmen batuan halus, mineral dan kaca, debu yang keras, kasar, agak korosif dan tidak larut dalam air. Masyarakat biasanya mengkhawatirkan tentang efek dari hujan debu vulkanik ini. Pertanyaan biasanya muncul mengenai isi dan kandungan debu vulkanik terutama tentang mineral kuarsa, kristobalit, atau tridimit. Ini adalah kristal silika bebas yang diketahui menyebabkan silikosis, penyakit paru-paru yang berpotensi menimbulkan kefatalan dan biasanya ditemukan di tambang bawah tanah dan pekerja tambang terbuka dengan paparan udara yang disertai dengan debu silika konsentrasi tinggi selama jangka waktu yang lama. Batas yang direkomendasikan bagi masyarakat untuk menghirup debu vulkanik adalah konsentrasi silika yang tidak melebihi 50 micrograms/m3.

Partikel debu kecil bisa ditiup oleh angin selama ribuan kilometer jauhnya dari gunung berapi, tergantung pada kecepatan angin dan jenis letusan. Debu vulkanik yang terdiri dari partikel halus batuan vulkanik yang terfragmentasi tersebut kemudian dapat menyebar. Debu berkisar dalam warna dari abu-abu terang sampai hitam dan bervariasi dalam konsistensi dari grit sampai bubuk halus. Hujan debu dapat menghalangi sinar matahari, mengurangi visibilitas dan dapat menyebabkan keadaan gelap gulita di siang hari. Hal ini juga dapat menimbulkan guntur dan kilat yang terjadi karena adanya gesekan antara partikel halus di udara.

Pengaruh debu pada kesehatan bisa dibagi menjadi beberapa kategori: yaitu yang menimbulkan efek pada pernapasan, gejala mata, iritasi kulit, kesehatan anak-anak dan efek tidak langsung. Partikel vulkanik dapat memiliki lapisan asam yang bisa menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan kulit.

Partikel mikroskopis debu vulkanik dapat dihirup dalam ke dalam paru-paru dan menimbulkan masalah pernapasan. Masalah-masalah pernapasan tergantung pada beberapa hal:
* Berapa banyak dan seberapa besar partikel debu yang Anda hirup?
* Seberapa sering dan berapa lama Anda bernapas dalam situasi hujan debu vulkanik?
* Apakah Anda juga menghirup gas vulkanik?
* Apakah Anda sudah memiliki masalah jantung dan paru-paru sebelumnya?

Partikel debu yang lebih berat dapat mengakibatkan runtuhnya atap sehingga dapat mematikan bagi orang-orang yang tinggal di dalam bangunan. Debu dan partikel kasar yang masih panas jika dihirup melalui saluran pernafasan dapat menyebabkan panas piroklastik dan hampir selalu menjadi penyebab kematian dari luka bakar internal atau sesak napas.
Setiap orang harus menghindari paparan dari debu vulkanik dengan memakai masker hidung yang efektif saat berada di luar untuk mengurangi inhalasi partikel debu. Pasien dengan kondisi penyakit penyerta sebelumnya antara lain bronkitis kronis, emfisema, dan asma harus melakukan tindakan pencegahan lebih khusus untuk menghindari paparan partikel debu. Penggunaan masker sangat dianjurkan.

Masalah Saluran Pernafasan

Gejala pernafasan yang ditimbulkan dari efek menghirup debu vulkanik bergantung pada sejumlah faktor seperti yang sudah disebutkan di atas, diantaranya konsentrasi partikel tersuspensi total di dalam udara, proporsi partikel terhirup dalam debu (kurang dari 10 mikron dalam diameter), frekuensi dan lama pemaparan, adanya kristal silika bebas dan gas vulkanik atau aerosol dicampur dengan debu, kondisi meteorologi, faktor manusianya (kondisi kesehatan sebelumnya), dan penggunaan alat pelindung pernafasan.

Gejala pernafasan akut yang sering dilaporkan selama dan setelah debu jatuh antara lain :

  • Iritasi hidung (biasanya hidung meler)
  • Iritasi tenggorokan dan sakit tenggorokan, kadang disertai dengan batuk kering
  • Gejala bronchitis parah yang berlangsung hingga beberapa hari setelah paparan hujan debu vulkanik
  • Keluhan umum dari penderita asma termasuk sesak nafas, mengi, dan batuk
  • Napas menjadi tidak nyaman

Efek-efek jangka pendek tidak dianggap berbahaya bagi orang-orang yang tidak memiliki keluhan saluran pernafasan sebelumnya .

Masalah Pada Mata

Karena bentuk partikelnya keras maka efek umum yang ditimbulkan oleh grit vulkanik bisa menyebabkan rasa nyeri di depan mata dan konjungtivitis. Karena merasa seolah-olah ada sesuatu di mata dan gatal maka akan menimbulkan godaan untuk menggosok mata dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
Gejala pada mata sebagai akibat pajanan debu meliputi:

  • Mata menjadi merah.
  • Abrasi atau Lecet pada kornea (diakibatkan oleh goresan pada bola mata)
  • Peradangan pada sakus di sekitar bola mata yang akan menyebabkan kemerahan, rasa terbakar, fotosensitif (meningkatkan kepekaan terhadap cahaya), konjungtivitis

Bagi anda pemakai lensa kontak disarankan untuk meninggalkan lensa kontaknya guna menghindari kerusakan permanen dari abrasi kornea. Hindari menggosok mata dan gunakan gogle yang sesuai ukurannya.

Masalah pada kulit

Ruam pada kulit dapat muncil dari sifat asam yang dimiliki oleh debu vulkanik. Gejala yang mungkin terjadi pada saat-saat hujan debu dapat berupa:

  • Iritasi dan kemerahan kulit
  • Infeksi sekunder akibat garukan

Sebaiknya selalu tutupi kulit dengan jaket atau baju berlengan panjang. Juga lindungi kepala karena sifat asam yang ada dapat menimbulkan kerusakan rambut. Segera cuci kulit atau rambut dengan air yang tidak tercemar debu segera setelah paparan debu vulkanik.

Masalah Pada Kesehatan Anak
Anak-anak lebih rentan terhadap efek dari debu vulkanik. Orangtua harus waspada dan melakukan beberapa tindakan pencegahan meliputi:

  • Jauhkan anak-anak dari udara luar (masuk ke dalam ruangan)
  • Jika terpaksa pergi ke luar, anak-anak harus memakai masker dengan ukuran yang sesuai.
  • Jangan biarkan bermain di tumpukan debu dan debu.

Jauhkan anak-anak dari bahaya efek tidak langsung seperti bahaya kecelakaan.

Apakah Anda menyukai artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid

2 thoughts on “Apakah Hujan Abu Vulkanik Berbahaya?

  1. Mengingat debu silika sangat halus, untuk menghindari terhirupnya debu silika, menurut saya maskernya dibasahi air, agar debunya menyangkut di masker dan tidak menembus masker ketika kita bernafas? Benarkah ini?

    1. Benar Bu Retno, tapi lebih baik lagi jika menggunakan masker yang tipe N95, karena dapat menghalangi 95% dari kelesuruhan total partikel

Leave a Reply to Dokter Bagus Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *