Apakah Kondom Berpori?

Banyak diskusi dan perdebatan seputar “apakah kondom itu berpori?”
Pori-pori kondom adalah celah yang terbentuk karena sifat-sifat pada proses polimerisasi partikel latex. Untuk polimer isopren, celah tersebut sekitar 1/60 micron. Tehnis tatalaksana pembuatan kondom berpengaruh atas texture serat polimer. Karena tekanan, serat-serat bertumpuk dan tidak lurus. Oleh karena itu serat-serat yang terbentuk merupakan tenunan. Ketebalan kondom yang harus sesuai standard, menjadikan tumpukan serat cukup tebal dibanding diameter serat (sekitar 100 s/d 200 lapisan tenunan).

Benda padat berdiameter 1/250 micron ( seperti HIV) untuk bisa berpenetrasi melalui pori perlu tekanan. Beruntung bila satu pori saling berhubungan dengan pori lain dilapisan bawahnya dan seterusnya sampai menembus lapisan paling akhir. Secara umum, kemungkinan ini cukup kecil. Kalau itu bisa, jarak tempuh untuk seluruh lapisan, mungkin diperlukan beberapa hari atau jam. Apa ada orang berhubungan seks berjam-jam? (hehehehe). Keberadaan HIV dalam cairan mani dan sekret vagina juga merupakan penghambat. Efektifitas kondom dalam penularan HIV juga didukung oleh banyak penelitian evidence based yang menyebutkan bahwa sampai saat ini Kondom efektif untuk mencegah HIV (misalnya banyak penelitian serupa di Vietnam dan Afrika).

Ada yang disebut dengan Pin Hole, yaitu lubang yang terbentuk karena faktor luar latex (micro-perforasi) , yang bisa terjadi karena kotoran, air, udara, tekanan pada saat prosesing kurang sempurna, adanya bekuan halus latex karena polimerisasi micro dan partial (ini yang sering terjadi). Pin hole jumlahnya jutaan pada kondom.

Pertanyaan: dapatkah benda padat berdiameter 1/250 micron tanpa tekanan melalui Pin Hole?

Walaupun jumlah pin hole begitu fantastis (jutaan), tapi harus diperhatikan jarak tempuh benda kecil tersebut yaitu melalui tebal kondom (100 micron). Analoginya, katanya, orang tinggi 1 meter berjalan sepanjang 25 kilometer. Perbedaan diameter benda tsb dangan diameter pin hole, seumpama biji kacang hijau melalui pipa paralon diameter 10 cm sepanjang 10 meter (sesuai hukum
fisika: makin kecil diameter benda padat dan makin besar diameter lubang tetapi makin panjang lubang, maka akan makin lama waktu tempuhnya. Relevansinya, mudah mana mengisi corong dengan gula pasir atau pepung terigu?.

Jadi sangat diragukan benda berdiameter 1/250 micron walaupun berjuta-juta jumlahnya, dapat melalui pin hole dalam waktu cepat bila tanpa tekanan (dengan tekanan, harus diperhitungkan tensile strength dan elongation break –> sorry kalo bahasanya sok ilmiah banget)

Mudah-mudahan penjelasan ini bisa menambah informasi bahwa kondom memang berpori (dalam pengertian seperti diatas) dan ber-pin hole. Tetapi kondom sangat efektif, bisa berfungsi mencegah penularan HIV melalui hubungan seks. Di negara-negara maju, kondom ini yang dipakai untuk pencegahan penularan HIV melalui hubungan seksual, tidak ada benda fisik lainnya.

Apakah Anda menyukai artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *