Bisa nggak ibu yang HIV positif melahirkan bayi yang HIV negatif?

Bisa nggak sih ibu yang HIV positif melahirkan bayi yang HIV negatif? Pertanyaan ini sering kali ditanyakan dan merupakan pertanyaan yang paling penting dalam kesehatan reproduksi. Sebenernya bisa, yaitu dengan strategi PMTCT.

Mungkin masih banyak yang bingung ya dengan PMTCT. Dia adalah Prevention HIV from Mother to Child Transmission. Jadi diterjemahkan sebagai program pencegahan infeksi HIV dari ibu ke bayi.

Prinsipnya gini :
Misalnya ada seorang ibu HIV positif trus pengen hamil, bagaimana caranya supaya bayi yang dikandungnya bebas dari infeksi HIV? Bisa dicegah nggak? Tentunya bisa. Cara-caranya ada di PMTCT tersebut.

Bagaimana caranya?
Secara
garis besar PMTCT dibagi menjadi 4 strategi. Masing-masing strategi disebut sebagai prong. Jadi PMTCT punya 4 prong, yaitu :

Prong 1; mencegah setiap perempuan usia reproduksi dari terinfeksi HIV.
Prinsipnya kan kalo nggak pengen bayi terinfeksi HIV berarti ibu nya harus bebas infeksi dulu dong. Jadi prong satu ini mencakup penyuluhan, pemberian informasi, konseling dan edukasi melalui media apapun. Misalnya melalui radio atau TV. Bisa juga pada setiap kunjungan ke dokter. Jadi kalo ada perempuan muda atau usia reproduksi yang datang ke dokter untuk konsultasi kesehatan reproduksi seharusnya dokter wajib memberikan informasi tentang HIV dan cara pencegahannya.

Prong 2; Jika seorang perempuan usia reproduksi positif HIV, maka setiap kehamilan harus direncanakan.
Jadi pada strategi ini mempromosikan kontrasepsi pada perempuan HIV positif. Juga merencanakan pengobatan HIV pada perempuan. Saat ini sudah ada obat untuk HIV yg disebut sebagai ARV (anti retro viral) dan di Indonesia sudah bisa didapatkan dengan gratis. Prinsipnya jika seseorang HIV positif mengkonsumsi ARV maka viral load (jumlah virus dalam peredaran darah bebas) menjadi minimal. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi ARV selama 6 bulan akan membuat VL menjadi undetectable. Artinya kemungkinan untuk menularkan ke orang lain termasuk bayi menjadi minimal.

Prong 3; Jika seorang perempuan usia reproduksi positif HIV dan hamil, maka ada beberapa cara, antara lain :
– Dengan operasi sesar (menurunkan sampai 8%)
– Dengan ARV (menurunkan sampai <1%)
Tentunya paling mudah dan murah dengan efektifitas paling tinggi adalah ARV. Juga para ginekolog sepakat bahwa status HIV bukanlah indikasi untuk dilakukan sesar. Operasi sesar terindikasikan untuk penyulit-penyulit kehamilan seperti halnya pada orang yang tidak terinfeksi.

Prong 4; Dukungan psikososial bagi ibu pasca melahirkan, bayinya dan keluarganya. Termasuk juga tentang tatacara pemberian makanan pada bayi. Apakah akan menggunakan ASI eksklusif atau susu formula. Juga dukungan perlu diperkuat pada keluarga nya agar si ibu ini menjadi percaya diri dalam membesarkan anaknya.

Jika semua strategi di atas dilaksanakan terbukti mampu menurunkan penularan HIV dari ibu ke bayi sampai di bawah satu persen.

Jadi bisa dong ibu positif HIV melahirkan bayi yang negatif,…

Apakah Anda menyukai artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *