Banyak Jalan Menuju Roma,… (too many)

Saya dan beberapa teman-teman merencanakan untuk pergi ke Roma. Awalnya perjalanan ini tidak direncanakan. Bahkan tadinya saya hanya akan berangkat sendirian saja. Karena hobby saya fotografi, dan pasti orang akan sebel kalau saya berlama-lama memotret satu obyek foto. Saya sendiri pasti juga tidak akan merasa nyaman kalau diburu-buru waktu. Bisa-bisa hasil foto-fotonya kurang memuaskan karena feeling nya nggak kena.

Perjalanan diawali dengan iseng-iseng browsing Ryan Air untuk melihat price list ke beberapa tujuan di Eropa. Eureka !!! Ada peluang nih ke Roma, dengan tiket pulang pergi yang hanya 75 Euro. Booking langsung dilakukan. Tidak sampai 5 menit boarding pass sudah ada di tangan. Horeeeee!!! Tidak sadar teriak kecil. Beberapa teman bertanya-tanya. Ada apa sih? Setelah mereka tahu bahwa saya sudah book tiket ke Roma, akhirnya membuat mereka penasaran pengen ke Roma juga. Yahhh, rada kecewa juga sih, mengingat perjalanan ke Paris dengan bersama-sama banyak kepala akhirnya berujung tidak memuaskan. Karena harus bisa memenuhi kepentingan banyak orang. Paling enak kalo traveling tuh cuman berdua, bertiga atau bahkan sendirian saja. Tapi kembali lagi ke semangat kebersamaan. Hitung-hitung outbound deh. Oke lah kalo begitu,….

Karena Ryan Air ini adalah budget airlines, artinya penerbangan murah meriah, maka berangkatnya tidak dari Schippol. Melainkan dari Eindhoven. Pulangnya pun juga harus lewat Eindhoven lagi. Jadwal berangkat kami adalah pukul 19.50. Gate close pada pukul 19.20. Setelah menghitung jarak Amsterdam-Eindhoven yang bisa ditempuh satu setengah jam dengan kereta, maka kami memutuskan untuk berangkat dari lobby hotel jam 4 teng. Harus dibilang teng. Karena kebiasaan orang Indonesia yang suka jam karet biasanya masih kebawa kalo di negeri orang. Jam 4 kurang lima saya sudah di lobby. Tapi tidak ada satupun kawan yang nongol. Akhirnya jam 16.15 baru pada ngumpul. Tapi kok pada bawa dua tas. Sementara budget airlines ini mensyaratkan kita hanya boleh bawa satu tas saja. Kalo bawa lebih akan kena 40 euro. Akhirnya butuh waktu 15 menit lagi untuk luggage adjustment. Barang-barang yang ada di dua tas dijadiin satu tas. Eh ternyata ada beberapa yang belum print boarding pass. Haiyyyyaahhhh,… Musti cari printer dulu nih. Beruntung petugas hotel dengan baik hatinya bersedia meminjamkan printer. Segala urusan tetek bengek akhirnya selesai jam 17.00. Dan kita pun berangkat dengan keterlambatan. Padahal jadwal awalnya kita akan naik kereta yang jam 17.00 ke Eindhoven.

Sampai di Central Station Amsterdam jam 17.30. Pastinya kita sudah ketinggalan kereta. Sedangkan kereta berikutnya adalah jam 17.45. Wajah-wajah cemas sudah mulai terlihat. Beruntung ada satu teman psikiater yang selalu ceria dan membawa hawa-hawa positif. Padahal dia cemas juga, he he,… Di kereta kita bertanya kepada petugas karcis. Dia bilang bahwa imposible kita akan dapat mengejar pesawat. Tapi good luck aja deh katanya. Tapi si petugas ini dengan baiknya memberi tip. Supaya cepat, kalian nanti begitu turun di peron kereta langsung ambil kanan, ke arah belakang stasiun, langsung cari taksi di sana. Karena kalo ambil kiri, depan stasiun, kita akan muter-muter dulu di Eindhoven sebelum sampai Bandara. Begitu kereta berhenti kami bagaikan anak panah yang dilepas dari busurnya. Langsung lari tunggang langgang menuju taxi stop. Taxi pertama langsung kami naiki dan kami perintahkan untuk ke Bandara dalam waktu 5 menit. Dia hanya bengon tapi bilang “okay”. Dan kamipun ngebut. Sampai bandara benar-benar jam 19.20, dan gate sudah close. Kami semua pun lemas, karena biasanya di Belanda tidak ada negosiasi dalam urusan ketepatan waktu. Kalau telat ya resiko sendiri. Salah seorang kawan yang jago negosiasi memberanikan diri menuju boarding desk untuk memohon agar kami dapat naik pesawat. Dan thanks god ternyata pesawatnya delay 30 menit. Its a blessing in disguise. Kamipun diperbolehkan check in pada desk yang seharusnya menuju ke Heathrow. Deretan calon penumpang yang menuju Heathrow pun tampak ngedumel karena waktu mereka terinterupsi. Kami semua tertawa-tawa tidak menyangka dengan takdir yang mengijinkan kami ke Roma. Ha ha ha,…
Memang banyak jalan menuju Roma.
Tapi petualangan belum berakhir.

We had a wonderfull time in Rome, walaupun hotelnya tidak lebih baik daripada hotel kami di Amsterdam. Padahal harganya sama, tapi layanan dan fasilitasnya jauh lebih baik di Amsterdam.

Akhirnya tibalah perjalanan kami pulang ke Amsterdam. Kami naik pesawat sore, sehingga tiba di Eindhoven jam 19.00. Pesawat sangat tepat waktu kali ini. Jam 19.45 pun kami sudah berada di stasiun Eindhoven. Saya kebagian tugas untuk beli tiket EIN-AMS. Petugas tiket mengatakan bahwa kereta akan berangkat dalam waktu 10 menit kemudian. Kalau tidak kami harus menunggu setengah jam berikutnya. Akhirnya karena ada perut-perut yang lapar, kami pun memutuskan untuk makan dulu dan naik kereta berikutnya. Namun ternyata kereta berikutnya ini harus ganti kereta di Utrecht. Tidak ada satupun dari kita yang memahaminya. Kita ketawa-ketawa aja selama di kereta. Tidak menyadari bahwa kereta sudah sampai di Utrecht dan kita harus turun. Kita masih di dalam kereta dan terbengong-bengong melihat semua orang pada turun. Begitu kereta mundur lagi baru deh kita cemas. Lho ini kereta kok jalannya mundur. Akhirnya kita bertanya lagi ke orang di sebelah kita, dia mengatakan bahwa kereta ini sekarang menuju ke Maastricht. Haiyyahhhhh,… Itu adalah ujung selatan Belanda. Kitapun turun di stasiun berikutnya, satu jam dari Utrecht di Hertogenbosch. Dari sana kita cari kereta yang menuju Amsterdam Central Station. Untungnya kita tidak terlalu lama menunggu. Sekitar setengah jam kemudian kereta yang dinanti-nanti datang. Haduhhhh akhirnya menuju Amsterdam,.. Yippppyyy,…
Eitsss tunggu dulu. Perjalan belum berakhir kawan.

Kami sampai di AMS jam 23.45. Last Tram services adalah pukul 24.00. Beruntunglah kami masih dapat naik tram menuju hotel. Rencananya kami naik Tram no 9 untuk turun di Alexanderplein, kemudian bertukar dengan tram no 14 menuju Zeeburg, tempat hotel kami berada. Tapi baru sampai Artis Amsterdam Zoo, Tram ternyata mogok. Ya ampunnnn, ternyata tram di Belanda bisa mogok juga ya,.. Karena sudah tidak ada transport lagi akhirnya kamipun memutuskan berjalan kaki menuju Zeeburg yang masih berjarak sekitar 7 km lagi.
Ha ha ha,…
Banyak jalan menuju Roma.
Terlalu banyak bahkan,…

Apakah Anda menyukai artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid

One thought on “Banyak Jalan Menuju Roma,… (too many)

Leave a Reply to yeni Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *