Kopi dan pagi hari seolah punya hubungan tak terpisahkan. Dari dapur rumah sampai kedai kopi di sudut kota, aroma kopi sering menjadi pertanda dimulainya hari. Entah itu secangkir hitam pekat atau latte ringan dengan busa susu, kopi telah menjadi bagian dari rutinitas banyak orang. Tapi di balik kenyamanan itu, ada pertanyaan yang kerap muncul: apakah kopi benar-benar baik untuk kesehatan?
Kopi berasal dari biji tanaman Coffea yang setelah dipanggang dan digiling menghasilkan bubuk yang kita kenal. Kandungan paling menonjol dari kopi adalah kafein, zat stimulan yang mampu memengaruhi sistem saraf pusat. Dalam satu cangkir kopi seduh berukuran 240 mililiter, biasanya terdapat sekitar 95 miligram kafein. Selain itu, kopi juga mengandung polifenol, senyawa antioksidan yang berfungsi melawan radikal bebas dalam tubuh.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kopi dalam jumlah sedang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satunya adalah meningkatnya kewaspadaan dan konsentrasi. Kafein bekerja dengan menghambat kerja adenosin, zat kimia di otak yang membuat kita mengantuk. Dengan begitu, kopi membantu menjaga fokus, terutama saat bekerja atau belajar. Harvard Medical School menyebutkan bahwa konsumsi kafein 200 hingga 400 miligram per hari masih dianggap aman bagi kebanyakan orang dewasa.
Studi jangka panjang juga mengaitkan konsumsi kopi dengan penurunan risiko beberapa penyakit kronis. Penelitian dari JAMA pada 2004 menyebutkan bahwa orang yang minum tiga hingga empat cangkir kopi per hari memiliki kemungkinan lebih rendah terkena diabetes tipe 2. Kopi juga dikaitkan dengan perlindungan terhadap penyakit neurodegeneratif seperti Parkinson dan Alzheimer. Sebuah studi dari Harvard School of Public Health pada 2013 menemukan bahwa wanita yang rutin mengonsumsi dua hingga tiga cangkir kopi per hari memiliki risiko depresi yang lebih rendah.
Dari sisi olahraga, kafein dalam kopi juga membantu meningkatkan performa fisik. Zat ini merangsang produksi adrenalin dan memobilisasi asam lemak sebagai sumber energi, yang berguna dalam aktivitas fisik seperti lari atau bersepeda.
Namun, kopi bukan tanpa risiko. Efek kafein terhadap tekanan darah menjadi perhatian, terutama pada mereka yang memiliki riwayat hipertensi atau sensitif terhadap kafein. Konsumsi kopi bisa menyebabkan lonjakan tekanan darah. Meski demikian, studi seperti Framingham Heart Study menyebutkan bahwa konsumsi kopi dalam jumlah moderat tidak secara langsung menyebabkan penyakit jantung koroner.
Kopi juga bisa mengganggu kualitas tidur. Kafein memiliki waktu paruh sekitar lima hingga enam jam. Artinya, jika seseorang minum kopi pukul empat sore, separuh kafein masih berada dalam tubuh saat tengah malam. Gangguan tidur yang berulang dapat memicu berbagai masalah kesehatan, dari metabolisme hingga suasana hati.
Bagi sebagian orang, kopi bisa memicu rasa gelisah, jantung berdebar, atau perasaan tidak nyaman. Hal ini umum pada mereka yang memiliki gangguan kecemasan atau memang sensitif terhadap kafein. Selain itu, kopi juga dapat meningkatkan produksi asam lambung. Jika diminum dalam keadaan perut kosong atau oleh orang yang memiliki masalah lambung seperti GERD, bisa memicu rasa perih di ulu hati.
Mari kita lihat pengalaman Pak Herman, seorang manajer pemasaran di Jakarta berusia 47 tahun. Setiap hari, ia terbiasa minum kopi hingga lima cangkir. Menurutnya, kopi membantu tetap fokus sepanjang hari, terutama dalam rapat-rapat yang padat. Namun, beberapa bulan terakhir ia mulai merasakan jantungnya sering berdebar, sulit tidur, dan tekanan darahnya naik hingga 150 per 95. Setelah berkonsultasi ke dokter, ia diminta untuk mengurangi konsumsi kafein menjadi dua cangkir per hari dan berhenti minum kopi setelah pukul dua siang. Dua minggu kemudian, tidurnya membaik dan tekanan darahnya turun ke 135 per 85. “Saya tetap minum kopi, tapi sekarang tahu batasannya. Ternyata secangkir cukup untuk memulai hari,” katanya.
Menurut European Food Safety Authority, batas konsumsi kafein harian yang masih tergolong aman bagi orang dewasa sehat adalah 400 miligram dari semua sumber, atau sekitar tiga hingga empat cangkir kopi. Wanita hamil disarankan tidak lebih dari 200 miligram per hari. Namun, setiap orang memiliki toleransi yang berbeda terhadap kafein. Ada yang bisa minum kopi malam hari dan tetap tidur nyenyak, tapi ada juga yang minum sedikit saja sudah merasa gelisah.
Menikmati kopi secara sehat bukan hal yang sulit. Pertama, kenali batasan tubuh sendiri. Jika merasa gelisah, sulit tidur, atau jantung berdebar setelah minum kopi, bisa jadi tubuh Anda tidak cocok dengan jumlah yang dikonsumsi. Kedua, perhatikan waktu minum kopi. Untuk menjaga tidur, hindari kopi setelah pukul tiga sore. Ketiga, waspadai tambahan gula, krimer, atau sirup yang bisa menyumbang kalori berlebih. Dan terakhir, bagi yang memiliki kondisi khusus seperti hipertensi, aritmia, atau sedang hamil, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum mengonsumsi kopi secara rutin.
Kopi bukanlah obat ajaib, tapi juga bukan musuh. Ia seperti teman lama yang menyenangkan selama kita tahu batasannya. Dalam dunia yang serba cepat dan menuntut banyak energi, secangkir kopi bisa menjadi teman yang menemani kita bekerja, membaca, atau sekadar menikmati pagi. Tapi kesehatan tetap harus jadi prioritas utama. Maka dari itu, nikmatilah kopi dengan kesadaran, bukan sekadar kebiasaan.
Discover more from drBagus.com
Subscribe to get the latest posts sent to your email.