Ketika Keluarga Bergerak Bersama, Tubuh Lebih Sehat dan Hati Lebih Dekat

Ketika Keluarga Bergerak Bersama, Tubuh Lebih Sehat dan Hati Lebih Dekat

Pernahkah Anda merasakan suasana rumah yang tiba tiba lebih ceria hanya karena semua orang bergerak bersama, entah itu jalan sore, main bola ringan, atau sekadar menari mengikuti lagu kesukaan? Banyak dari kita mungkin tidak pernah memikirkan hal itu. Aktivitas fisik sering dianggap urusan pribadi. Ayah olahraga sendiri, ibu senam sendiri, anak main sepeda sendiri. Padahal kalau dipikir pikir, bukankah lebih menyenangkan kalau semuanya dilakukan bersama?

Sebuah penelitian dari Nottingham Trent University, membuka sudut pandang baru tentang hal ini. Para peneliti menemui banyak keluarga dari berbagai tingkat ekonomi. Mereka ingin tahu apa alasan keluarga mau bergerak bersama, apa saja hambatannya, dan bagaimana kegiatan sederhana seperti berjalan bersama bisa berdampak pada kesehatan.

Hasilnya ternyata sangat manusiawi. Keluarga, apa pun latar belakangnya, pada dasarnya ingin sehat, ingin bahagia, dan ingin punya waktu berkualitas. Namun hidup sering kali membuat niat itu sulit diwujudkan. Tulisan ini mengajak Anda melihat kembali betapa berharganya momen sederhana ketika keluarga memutuskan untuk bergerak bersama.


Salah satu hal yang paling kuat dari penelitian itu adalah soal teladan. Anak anak ternyata sangat memperhatikan apa yang dilakukan orang tua. Ketika ibu mulai rutin berjalan pagi atau ayah tiba tiba rajin stretching, anak ikut merasa penasaran. Mereka ingin meniru. Ternyata tubuh yang bergerak bisa menular, persis seperti semangat.

Namun ada cerita menarik dari keluarga berpenghasilan rendah. Di kelompok ini, justru anak yang menjadi inspirasi bagi orang tua. Karena energi anak lebih besar, orang tua merasa terpancing untuk ikut aktif supaya tidak tertinggal. Fenomena ini menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup bisa datang dari mana saja, bahkan dari anak yang baru duduk di bangku sekolah dasar.

Selain urusan teladan, banyak keluarga mengaku bahwa aktivitas fisik membantu menjaga kesehatan mental. Ini mungkin terdengar sederhana, tetapi bagi banyak orang tua, berjalan sore bersama anak bisa menjadi pelarian singkat dari stres pekerjaan. Tidak ada rapat, tidak ada laptop, tidak ada notifikasi. Hanya langkah kaki, obrolan ringan, dan kesempatan untuk bernapas lebih lega.

Beberapa orang tua bahkan mengatakan bahwa mereka merasa lebih tenang setelah bergerak. Perasaan tertekan menurun, pikiran lebih jernih, dan suasana hati lebih stabil. Anak anak pun merasakan hal yang sama, meskipun cara mereka mengungkapkannya berbeda. Mereka biasanya hanya mengatakan bahwa mereka lebih senang, lebih ceria, atau lebih semangat setelah bermain dan bergerak.

Namun, tentu saja ada banyak tantangan. Waktu adalah musuh lama dalam urusan olahraga keluarga. Banyak orang tua harus menyeimbangkan pekerjaan, urusan rumah, serta keperluan anak. Anak anak sendiri punya sekolah, tugas, dan kegiatan lain. Pada akhirnya, waktu untuk bergerak bersama sering kali hilang begitu saja.

Biaya juga menjadi kendala yang sering tidak disadari. Keluarga berpenghasilan rendah mengaku sulit mendaftar klub atau menggunakan fasilitas tertentu karena biaya yang tinggi. Bahkan sebuah kolam renang yang terlihat terjangkau bisa terasa mahal jika dihitung untuk seluruh keluarga. Fasilitas di lingkungan rumah pun tidak selalu baik. Ada taman, tetapi kecil. Ada lapangan, tetapi kurang terawat. Beberapa keluarga harus menempuh jarak lebih jauh hanya untuk mencari tempat yang layak.

Meskipun demikian, ada satu hal yang mempersatukan semua keluarga. Mereka sepakat bahwa aktivitas fisik bersama menciptakan waktu yang sangat berharga. Banyak orang tua mengatakan bahwa inilah satu satunya kesempatan untuk berbicara dari hati ke hati dengan anak, tanpa gangguan gadget. Momen seperti ini semakin jarang dalam kehidupan modern.

Bayangkan sebuah keluarga berjalan santai sambil bercerita tentang hari yang baru dilalui. Atau ayah dan anak yang tertawa karena gagal menendang bola dengan benar. Atau ibu yang mencoba mengikuti langkah lari anak dan akhirnya malah terbahak bersama. Momen ini tidak perlu direncanakan secara rumit. Cukup tubuh yang bergerak dan hati yang terbuka.

Anak anak juga punya pendapat sendiri. Bagi anak yang lebih besar, berolahraga bersama orang tua bisa terasa canggung. Mereka merasa orang tua kurang gesit atau tidak selevel dengan mereka. Namun anak yang lebih kecil justru menikmati kehadiran orang tua. Mereka merasa aman, nyaman, dan terlindungi ketika bergerak bersama keluarga.

Sebagian besar anak ternyata suka olahraga beregu untuk dilakukan bersama keluarga. Olahraga seperti tenis, bola voli, bulu tangkis, atau permainan sederhana seperti kejar kejaran terbukti mampu menyatukan ritme keluarga. Tidak perlu kemampuan teknis. Tidak ada yang harus menang atau kalah. Yang ada hanya keseruan yang tercipta dari kebersamaan.

Di tengah semua temuan penelitian itu, ada satu hal yang menonjol. Aktivitas fisik keluarga adalah ruang aman. Tempat di mana anak bisa merasa dilihat, orang tua bisa merasa hadir, dan hubungan keluarga bisa terbangun tanpa perlu banyak kata. Hal ini didukung oleh penelitian Fountain dan koleganya yang menemukan bahwa anak merasa lebih aman berolahraga bersama orang tua, terutama di usia 8 sampai 12 tahun. Mereka merasa didukung, tidak dihakimi, dan lebih bebas berekspresi (Fountain SM et al., 2025).

Jika Anda membaca ini dan bertanya dalam hati, apakah keluarga saya bisa melakukannya, jawabannya adalah bisa. Aktivitas fisik keluarga tidak harus rumit. Tidak perlu gym, tidak perlu fasilitas mahal, tidak perlu rencana besar. Sering kali yang dibutuhkan hanya niat kecil untuk bergerak bersama.

Anda bisa mulai dari hal yang paling sederhana. Jalan kaki sepuluh menit setelah makan malam. Bermain bulu tangkis di depan rumah. Bersepeda keliling kompleks. Atau bahkan hanya melakukan peregangan ringan sambil bercanda.

Gerakan kecil yang dilakukan bersama dapat membawa perubahan besar. Mungkin ini bukan sekadar soal kebugaran, tetapi juga soal membangun keluarga yang lebih hangat, lebih sehat, dan lebih saling memahami.

Dalam dunia yang serba cepat ini, kebersamaan sering hilang tanpa terasa. Aktivitas fisik keluarga adalah kesempatan kecil untuk mengambilnya kembali. Mungkin Anda tidak bisa mengubah seluruh rutinitas, tetapi Anda selalu bisa menggerakkan satu langkah pertama. Dan siapa tahu, langkah kecil itu bisa menjadi awal dari hidup yang lebih sehat dan hubungan keluarga yang lebih kuat.


Discover more from drBagus.com

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

2 Comments

  1. Benar sekali! Suasana rumah bisa jadi jauh lebih ceria hanya karena kita bergerak bersama. Bukan soal olahraganya, tapi tawa dan kebersamaan yang tercipta. Aktivitas fisik itu bukan cuma untuk sehat, tapi juga untuk mempererat cinta dalam keluarga.

    • Terima kasih banyak, Ibu Netta, atas apresiasi Anda terhadap tulisan ini. Anda tepat sekali menyampaikan bahwa elemen kebersamaan dan tawa dalam aktivitas fisik keluarga seringkali lebih bernilai daripada intensitas olahraganya. Memang, ketika anggota keluarga bergerak bersama, bukan hanya kesehatan jasmani yang terjaga tetapi juga keterikatan emosional yang terkuatkan. Itu sejatinya inti yang ingin diangkat di artikel tersebut.

      Semoga semangat kebersamaan yang Anda bagikan bisa menjadi teladan bagi banyak keluarga lainnya. Salam hangat untuk Ibu dan keluarga Anda!

Leave a Reply